cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
fadesti@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fadesti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa
ISSN : 20870795     EISSN : 26220652     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
The main focus of this journal is to promote global discussion forums and interdisciplinary exchanges among academics, practitioners and researchers of visual arts and visual culture. Series will encourage practice and research innovation that focuses on visual arts and visual culture, contributing to a better understanding of the highly dynamic development of dynamic theories, practices and discourses of visual art and visual culture.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2015)" : 7 Documents clear
HIASAN WAYANG PADA ATAP RUMAH TRADISIONAL KUDUS DALAM KAJIAN MAKNA DAN SIMBOLIS A., Afrizal
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.483 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1595

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mencari jawaban atas pertanyaan mengenai sejarah terbentuknya hiasan wayang pada atap rumah tradisional Kudus. Pertanyaan tersebut meliputi: apa yang dimaksud dengan hiasan wayang; mengapa diciptakan; kapan mulai diciptakan; siapa pemrakarsanya; dan bagai mana arah perkembangannya. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan simbol hiasan wayang pada atap rumah tradisional Kudus merupkan perpaduan antara kepercayaan agama Hindu dengan kepercyaan agama Islam. Faktor internal bahwa masyarakat pada umumnya mereka itu mengenal tokoh- tokoh dalam pewayangan dengan baik dan di antaranya kebanyakan menganggap bahwa Bima sebagai tokoh idola dan legendaris mereka. Faktor eksternal adanya perubahan bentuk pada wayang-wayang yang dilakukan oleh para ulama agar tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Di antara wayang hasil karya para ulama atau wali tersebut adalah wayang purwa dan wayang kancil. Wayang Purwa yang terbuat dari kulit kerbau itu ditransformasikan menjadi wayang kulit yang bercorak Islami. Para wali penyebar Islam di Jawa pun mengubah cerita wayang dengan menyisipkan ajaran-ajaran dan pesan moral yang sesuai dengan ajaran Islam. Salah satu contoh ajaran moral Islam yang terkandung dalam cerita wayang dapat kita jumpai pada tokoh Bima dalam lakon “Bima Suci”.Ajaran moral Islam yang terkandung dalam lakon “Bima Suci” dibagi ke dalam empat tahapan, yakni syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.Hiasan pada atap rumah tradisonal Ku­dus, merupakan hiasan tiga dimensi, dan sebenarnya merupakan wujud dari sebuah wuwung. Secara umum bentuk hiasan pada atap rumah tradisional Kudus, dapat dikategori­kan menjadi dua macam. Ragam hias pertama oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai bentuk hiasan wayangan.dan kedua  bentuk gelung wayang. Kata kunci : Ornamen, Wuwung 
ESTETIKA SENI TATO KOMUNITAS PUNK DI SURAKARTA Dyah Agustin Suriandari
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.787 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1599

Abstract

Fokus bahasan artikel ini adalah: estetika tato pada komunitas punk yang memiliki pewarnaan dan pemilihan bentuk yang berbeda dari visual tato pada umumnya. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Objek yang diteliti adalah karya seni tato dengan mengamati estetika yang tekandung pada tato anggota komunitas punk. Validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi data dengan memanfaatkan sumber data dan wawancara narasumber. Proses Penelitian ini berusaha mengungkapkan estetika yang terkandung dalam karya seni tato pada anggota komunitas punk di Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengkaji estetika bentuk dan makna yang terkandung dalam pada karya seni tato komunitas punk di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Anggota komunitas punk di Surakarta mengekspresikan dirinya dengan menggunakan seni tato. Perwujudan seni tato yang di temukan pada komunitas punk di Surakarta dilatar belakangi oleh apresiasi penghargaan untuk mengabadikan nama anak, rasa sayang kepada ibu dan mencari jati diri dengan mentato tubuh. Karakteristik tato pada komunitas punk di Surakarta, terdapat pada pemilihan bentuk tengkorak, kata against,living free,dan kubus keseluruhannya bertema kritik sosial. Estetika seni tato komunitas punk di Surakarta yaitu pada pencapaian karakter bentuk, gradasi warna, garis, letak penempatan pada media tubuh yang sesuai dengan visual gambar. Kata kunci: Estetika, punk, tato
STUDI PEMBUATAN MODEL KERAMIK MOZAIK SEBAGAI ELEMEN ESTETIS DINDING BERNUANSA LOKAL Henri Cholis; Prima Yustana
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.381 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1589

Abstract

Seni mozaik sudah berkembang lama, tetapi di Indonesia, seni mozaik ini belum berkembang dan belum ada pengrajin gerabah atau industri keramik yang membuat produk keramik mozaik. Peluang inilah yang ditangkap oleh penulis untuk membuat  sebuah model keramik mozaik sebagai pengembangan varian produk kerajinan gerabah dan industri keramik di Indonesia. Dengan model tersebut diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk membuat mozaik sebagai elemen estetik dinding sekaligus untuk penguatan identitas budaya karena bernuansa lokal. Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksperimen yang fokus pada 2 bagian. Pertama ujicoba komposisi bahan pencampur tanah liat, pewarnaan keramik dan pembuatan model keramik mozaik yang presisi serta mudah diaplikasikan oleh siapa saja termasuk orang yang tidak punya jiwa seni. Uji coba yang kedua fokus pada eksplorasi visual sebagai desain visual mozaik bernuansa lokal yang bersumber pada wayang beber, seni lukis kaca Cirebon dan ornamen batik.Luaran tahun pertama dari penelitian ini adalah model desain keramik mozaik yang terinspirasi oleh piksel dalam komputer dan seni kristik dalam bentuk buku panduan gambar, warna, ukuran dan tata letak keramik warna. Model ini diharapkan dapat mempermudah setiap orang untuk membuat karya seni mozaik dari keramik di dinding yang  didaftarkan HAKI. Luaran kedua penelitian ini adalah prototip bahan keramik mozaik yang terdiri dari kotak – kotak keramik sesuai dengan rancangan desainnya. Kata kunci: mozaik, seni, keramik, lokal.Mosaic has developed for a long time but it has not developed well in Indonesia and there is no artisan of earthenware nor ceramics industry producing mosaic of ceramics. This is a good chance the writers have to make a model of mosaic ceramics as the development of a variant product of earthenware handicrafts and ceramics industry in Indonesia. It is hoped that this model can make the society easier to make mosaic as the aesthetic element of a wall as well as to strengthen the cultural identity because the model has local nuance.This research is designed as an experiment focusing on two parts. First, to try out a composition of materials for mixing clay, colouring ceramics, and making a model for mosaic ceramics easily applied by anyone including those who do not have the spirit of art. The second tryout focuses on a visual exploration as a visual design of mosaic with local nuance originating in wayang Beber, Cirebon painting on glass and batik ornaments.The first year output of this research is a model of mosaic ceramics design inspired by pixel in computer and kristikin the form of a book containing guidance to colour, size, and layout of colour ceramics. This model is hoped to be able to make anybody easier to a mosaic work of art from ceramics at the wall and it will be registered to HAKI (Intellectual Property Right). The second output of this research is a prototype of the mosaic ceramic material consisting of ceramic boxes in accordance with the planned design. Key words        : mosaic, art, ceramic, and local
KAJIAN ESTETIKA SENI LUKIS OBJEK ALAM KARYA ARFIAL ARSAD HAKIM Yudo Apri Asmoro
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.122 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1601

Abstract

Artikel ini membahas tentang proses penciptaan karya seni lukis yang dilakukan oleh Arfial Arsad Hakim. Fokus permasalahan yang menjadi pokok bahasan skripsi ini adalah: Estetika Seni lukis Objek Alam Arfial Arsad Hakim. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Kajian estetika seni lukis objek alam karya Arfial Arsad Hakim menggunakan teori dari Weits Mooris. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai nara sumber, sumber tertulis dan foto guna memperoleh data yang diperlukan. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan pendokumentasian. Proses analisis data interpretasi dan interaksi denganpendekatan teori Weitz Moris dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan data, reduksi, sajian data, serta kesimpulan. Hasil penelitian dari Kajian Estetika Seni Lukis Objek Alam Karya Arfial Arsad Hakim adalah, pencarian jati diri merupakan sesuatu yang berat bagi Arfial Arsad Hakim, pengaruh seni abstrak yang merubah gaya seni lukis Arfial Arsad Hakim untuk meninggalkan objek alam namun tetap beraliran naturalis, objek alam dbuat dengan mendistorsi bentuk sehingga lebih sederhana namun tetap harmonis dan menyederhanakan warna. Bentuk visual seni lukis karya Arfial Arsad Hakim mengalami penyederhanaan bentuk dan warna, bentuk divisualkan lebih sederhana namun tetap harmonis dengan sapuan kuas yang halus, menggunakan warna yang teduh dan tidak kontras, sapuan yang halus menghasilkan garis yang lembut. Sedangkan menurut Pendapat pengamat seni mengenai lukisan karya Arfial Arsad Hakim melukiskan alam yang berbeda dengan pelukis alam lainya melainkan alam yang telah mengalami perubahan dari segi objek dan komposisi dan memberikan kesan ketenangan dan kelembutan walaupun Arfial Arsad Hakim adalah seorang yang teguh dan keras akan tetapi Arfial Arsad Hakim senang berdialog dengan ketenangan dan kelembutan.Kata kunci: Estetika, Objek, Seni Lukis Arfial Arsad Hakim 
PENGEMBANGAN MODEL CINDERAMATA ETNIK DENGAN MUATAN KEARIFAN LOKAL CANDI SUKUH Effy Indratmo NS; Amir Gozali
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1562.078 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1591

Abstract

Saat ini, dunia telah memasuki era industri kreatif. Untuk memenangkan persaingan tak cukup hanya berbekal unik dalam memproduksi sebuah komoditi. Kelokalan harus dieksploitasi secara positif dan Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki kekayaan budaya yang bisa diolah. Penelitian ini adalah salah satu bagian dalam mengolah kearifan lokal menjadi sebuah komoditi. Mengolah kearifan lokal Candi Sukuh yang terletak di lereng Gunung Lawu di Karanganyar Jawa Tengah menjadi produk cinderamata.Cinderamata atau souvenir adalah benda yang dibawa pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan bagi perjalanannya. Cinderamata merupakan mata pencaharian sebagian masyarakat di sekitar Candi Sukuh. Meskipun demikian penjualan cinderamata dari masyarakat tersebut masih minim dan tidak berkembang. Beberapa penyebabnya adalah ketidakmampuan dari masyarakat untuk memproduksi sendiri, model yang sedikit, dan kualitas yang rendah.Metode yang digunakan adalah pendekatan Research and Development. Dengan metode tersebut, peneliti melakukan serangkaian langkah yaitu tahap studi pendahuluan (studi literatur dan studi lapangan), perencanaan (mengimplementasikan kearifan lokal Candi Sukuh menjadi rancangan bentuk cinderamata), pembangunan (membuat model, mencetak, menuang, dan memproduksi), uji coba kualitas cinderamata dan evaluasi, dan yang terakhir adaalah diseminasi. Kata kunci: candi Sukuh, cinderamata etnik, kearifan lokal. 
BATU NISAN ITU BERNAMA “IDENTITAS” Problem “Refleksivitas” dalam Pemikiran filsafat “Post-Modernisme” terhadap masyarakat multikultural D., Dharsono
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.031 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1603

Abstract

Post-Modern merupakan fenomena baru yang berkembang di dunia belahan barat. Sekelompok filosuf Perancis yang terlibat dalam upaya menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran, makna dan subyektivitas: Foucault, Derrida, lyotard, Lacan dan Deleuze. Kaum Post-Strukturalis dan akhir-akhir ini sering disebut sebagai pemikir post-modernis mengajukan gugatan dan menentang pandangan dunia universal yang menyeluruh, tunggal dan mencakup; baik yang bercorak politik, religius maupun sosial seperti marxisme, kristianitas, kapitalisme, demokrasi liberal, humanisme, islam, fiminisme dan sains modern.Kaum post-modern juga mempertanyakan gagasan tentang kemajuan (progress) serta keunggulan masa kini atas masa lampau. Mereka tidak mengakui adanya batas yang tegas antara ilmu alam, humaniora, ilmu sosial, seni dan sastra, antara budaya dan kehidupan, fiksi dan teori, citra dan realitas. Mereka juga menolak gaya ‘discourse’ akademis yang konvensional (pemikiran modern). Penilaian yang negatif ini berasal dari kesalahan memposisikan pemikiran tradisi filsafat Barat secara umum. Pertama, pemikiran pukul-rata dan dimasukan ke dalam satu kotak dengan sesuatu yang jamak disebut “post-modernisme”. Kedua yaitu Dengan menyamaratakan dekonstruksi dengan post-modernisme, orang-orang cenderung memberikan label nihilis, relativis dan anarkis terhadap dekonstruksi. Ruang Fleksibilitas: mediasi musikal dalam konsep post-modernitas merupakan ruang inter-refleksitas terhadap masyarakat multikultur. Apabila di dalam konsep modern dalam mediasi kesenian  terikat oleh konvensi-konvensi yang beku maka di dalam pemikiran pos-modern secara konsepsi kembali ke konteknya walau dalam situasi yang berbeda oleh pranata sosial masyarakat Kunci: modern, dekontruksi, post-modern, ruang fleksibelitas
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL KELURAHAN BALUWARTI SEBAGAI KAMPUNG WISATA BUDAYA DI SURAKARTA Much. Sofwan Zarkasi; Asmoro Nurhadi Panindias
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.908 KB) | DOI: 10.33153/bri.v7i2.1593

Abstract

Untuk mencapai tujuan sebagai kampung wisata budaya, dibutuhkan branding agar Baluwarti tertata dan terarah, memiliki satu tujuan, satu gaya, satu visual sehingga memiliki brand image atau citra di benak target konsumen. Tujuan dari kekaryaan seni ini adalah untuk memecahkan masalah dalam merancang destination branding identitas visual Baluwarti sebagai Kampung Wisata Budaya dengan menguatkan image tradisional dan klasik melalui media komunikasi visual. Perancangan ini menggunakan pendekatan A-A Procedure sebagai pentahapan komunikasi persuasif mulai dari usaha membangkitkan perhatian (attention) kemudian berusaha mempengaruhi orang untuk melakukan kegiatan (action) seperti yang diharapkan. Kemudian dalam mendapatkan data karakter kawasan Baluwarti    digunakan teori dari Kevin Lynch yang menyebutkan 5 elemen yang membentuk kawasan yaitu Path (jalur), Edge ( tepian ), District (kawasan), Nodes (simpul), Landmark (Tetenger) dan selain itu juga data dari Consumers journey (pengamatan kunjungan konsumen). Produk perancangan yang dihasilkan, berupa prototype pedoman sistem identitas termasuk eksplorasi dalam perancangan nama, logo, warna, tipografi berupa logo Baluwarti dan nama kampung di kawasan Baluwarti yang menjadi bagian rangkaian sistem identitas. Penguatan image tradisional menjadi acuan utama dalam perancangan ini mengingat Baluwarti masuk dalam kawasan Kraton Kasunanan Surakarta yang masih menjunjung tinggi nilai tradisi, diharapkan akan menunjukan keunikan, kekhasan dan kekuatan dari Baluwarti. Kata kunci : Identitas visual, destination branding, Baluwarti

Page 1 of 1 | Total Record : 7